Pengaruh Handphone Terhadap Siswa
Handphone. Suatu benda kecil yang saat ini telah menjadi bagian
dari kehidupan. Mulai dari masyarakat kecil, pejabat, orangtua, anak muda,
tukang becak, pedagang hingga para pelajar telah mengenal bahkan memiliki
telepon seluler genggam ini. Semua kalangan sudah tidak asing lagi dengan
“gadget” ini. Handphone memang telah menjadi bagian dari kehidupan
sehari-hari termasuk bagi pelajar sekolah.
Handphone bagi pelajar terutama bagi pelajar
yang berada pada usia remaja seolah telah menjadi nyawa. Segala hal dapat
dilakukan “gadget” kecil ini. Mulai dari fasilitas sms, telepon, kamera, video,
games, mp3 bahkan internet. Karena itulah selain menjadi media
komunikasi dan hiburan, handphone juga dapat digunakan untuk mencari
informasi melalui fasilitas internet.
Salah satu fasilitas yang acapkali digunakan pelajar adalah Short
Message Service (SMS). Pelajar saat ini telah menjadi “generasi jempol”
karena tidak dapat berpisah dari fasilitas yang satu ini. “Sms ria” bahkan
dilakukan bukan hanya pada saat tertentu saja tetapi setiap saat
pelajar-pelajar ini dengan sigap mengarahkan jempolnya untuk mengetik kata demi
kata melalui handphone-nya. Tak jarang kegiatan ini mereka lakukan pada
saat jam pelajaran di sekolah sedang berlangsung. Karena kegiatan “bersms ria”
ini, perhatian para pelajar menjadi tersita.
Selain menyita waktu, dampak yang ditimbulkan adalah kantong menjadi
terkuras karena kegiatan sms-an dan telpon-telpon-an tentu menghabiskan banyak
pulsa dan akhirnya uangpun terkuras untuk membeli pulsa. Dengan sikap candu
ini, seringkali membuat para pelajar tidak sadar bahwa ia telah menghabiskan
banyak pulsa. Akibatnya, pelajar bisa menghabiskan dua puluh lima ribu, lima
puluh ribu bahkan seratus ribu dalam satu bulan dan bahkan ada yang bisa
menghabiskannya dalam hitungan minggu. Bayangkan saja betapa kasihannya orang
tua yang telah susah payah mencari uang tetapi uangnya malah dihambur-hamburkan
untuk hal-hal yang kurang penting.
Rasanya ini merupakan fenomena yang sering terjadi tetapi telah dianggap
lumrah dan virus “generasi jempol” ini sendiri telah mewabah dimana-mana. Tanpa
handphone, seolah pelajar tidak dapat melakukan aktivitas dan bisa
menjadi seperti orang yang kehilangan nyawa ataupun seperti seorang ibu yang
kehilangan anaknya. Bahkan walaupun telah ada larangan dari pihak sekolah agar
pelajar sekolah tidak boleh membawa handphone ke sekolah, tetap tidak
mempan. Hal ini disebabkan begitu besarnya pengaruh teknologi terhadap pelajar.
Disinilah peran dan kerja sama antara orangtua dan guru untuk dapat
menge-rem tingkah laku pelajar yang sangat bergantung pada handphone dibutuhkan.
Orangtua haruslah meletakkan dirinya sebagai pengontrol dan penasihat pribadi
bagi anak-anaknya dan pihak sekolah haruslah lebih tegas kepada murid-muridnya
agar tidak ada lagi murid-murid yang menggunakan handphone pada saat jam
pelajaran. Tetapi ini semua ini tidak dapat berjalan tanpa kesadaran dari
pelajar-pelajar itu sendiri. Karena, percuma saja segala peraturan dibuat jika
tidak ada kesadaran dari diri mereka sendiri untuk menaatinya.
Sumber Artikel : http://achsanarea23.blogspot.com/2012/09/cara-pasang-kotak-permalink-di-bawah.html#ixzz2B8PBsDfT
0 comments:
Post a Comment
setelah anda membaca artikel ini silakan anda berkomentar yang baik,sesuai dengan topik pembicaraan, tolong jangan spam